Monday, August 23, 2010

Repost: Lou | Dalam pelukan hening




Pelukannya sedikit mengurangi rasa sakitku. Aku bisa merasakan hangat dada bidangnya dipunggungku. Kemudian dia mengecup rambutku. "Masih sakit?", tanyanya. Aku membalikkan badan dan mencoba tersenyum. Tatapan mata yang penuh rasa cinta itu mendamaikanku. Masih dalam kemeja putih berlengan panjang itu, dia menyusulku yang terbaring ditempat tidur ini. Dia tahu aku sakit karena terluka. Aku membelai rambutnya yang hitam kelam itu dan membalas mengecup pipinya.

"Apakah begitu sakit?", tanya lagi. Aku mengangguk dan menangis. "Sshh...", dia mendiamkanku seraya membawaku kembali dalam pelukannya.
"Apapun yang membuatmu terluka hingga terpuruk seperti ini, Lou.. aku tidak akan membiarkannya.."
"Maafkan aku.., tapi mengapa aku kembali dilukai seperti ini..apakah aku tidak pantas dicintai?"
"Aku mencintaimu.. tapi lihat aku, apakah aku merasa pantas dicintai ketika aku harus meninggalkanmu?".


Pertanyaan yang sulit untuk kujawab. Aku mencintai laki-laki ini. Kami pernah tinggal bersama dirumah ini dan selalu bahagia dengan cinta yang kami punya. Menyusun cita-cita dengan rapi dalam angan-angan dan mimpi indah. Hingga suatu hari dia pergi meninggalkanku dalam kehampaan dan meremukkan jiwaku dalam waktu laraku. Sejak itu, sejak dia tahu aku terluka.. dia kembali mengunjungiku. Bukan untuk kembali bersama, tetapi hanya untuk menunjukan cintanya padaku. Itupun sudah cukup dan bisa kuterima lambat laun sampai saat ini.

---------------------
Mencintai seseorang sepenuh hati tidak hanya akan membuahkan perasaaan yang melambung tinggi tetapi juga hati yang hancur. Rasanya, baru sebentar aku menjadikan Syl kekasih hatiku, aku harus merasakan hati yang hancur berkeping-keping.

Sekarang aku bisa memaklumi perasaannya ketika mabuk dulu dan kemudian aku mengantarkannya pulang, sementara aku baru saja menyipratkan diriku dengan kantong air yang pecah yang baru saja aku lambungkan ke udara.

Untuk ketiga kalinya, Syl membawaku pada pesta pernikahan sahabatnya. Syl ingin semua sahabatnya tahu, aku adalah kekasih nya dan tentang rencana-rencana itu, kamipun telah merancangnya. Syl bukan orang yang mudah menyampaikan perasaannya. Cukup dengan perbuatannya, aku tahu  dia menyayangiku dan mencintaiku. Hingga di pesta itu, aku tidak perlu khawatir ketika Syl memperkenalkanku untuk pertama kalinya pada Julee.

Julee adalah wanita yang sangat cantik pula anggun. Aku tidak melihat kekurangan apapun dari penampilan fisiknya dan begitu juga dari caranya memandangku sebagai kekasih Syl. Dia sangat ramah dan aku tidak merasa dalam percakapan itu sebagai orang diluar masa lalu mereka. Percayalah, aku baik-baik saja.

Aku meminta permisi keluar untuk menerima panggilan di handphoneku. Dari Nan, dia memberitahuku akan melahirkan anaknya bulan depan, sementara aku .. ya Tuhan!  aku lupa belum bicara sepatah katapun pada Don mengenai permintaan Nan tempo hari. Aku harus melakukannya secepat mungkin. Ini tanggung jawab yang dulu pernah aku janjikan dan ini menyangkut nyawa.

Setelah menutup pembicaraan itu, aku pun kembali ke dalam ruangan besar yang hingar bingar itu dan berniat minta izin pulang duluan pada Syl untuk bertemu Don. Ternyata tidak gampang mencari orang yang aku kenal dalam ruangan itu apalagi dalam keadaan terburu-buru seperti ini. Hampir semua tamu prianya menggunakan jas seperti yang dikenakan Syl. Oh, itu dia.. pekikku dalam hati. Aku pun berjalan cepat untuk menerobos orang-orang yang sedang bercengkrama.

Walaupun baru melihat punggung nya aku tahu itu Syl. Aku melihatnya sedang  menyenderkan bahu kirinya di dinding dan berbicara dengan seseorang. Lebih dekat lagi, aku melihat itu Julee. Wanita itu berdiri menyandarkan punggungnya di dinding. Mereka begitu dekat. Bagaimana tidak, Syl menggenggam tangan Julee. Mereka seperti 2 keping puzzle yang akan menyatu menunggu pemain menyudahi permainannya. Ingin rasanya aku mendorong Syl hingga bibirnya benar-benar bisa mencium Julee.

Suara Nan yang terngiang di telingaku, menyadarkanku  untuk meninggalkan pemandangan menyakitkan di ruangan itu. Aku pulang. Aku bisa bicarakan nanti dengan Syl. Yang penting aku bisa menemukan Don terlebih dahulu.

Tapi hatiku tidak sekuat yang kuharapkan. Hatiku perih dan kemudian berhasil membuatku menangis. Syl tidak pernah mencariku apalagi menelponku. Sakit hati itu menjalari sekujur tubuhku. Tak kusangka perasaan yang kembali membuat hari-hari ku penuh bunga, harus sebanding dengan perihnya luka. Berhari-hari aku terbaring ditempat tidurku, meringkuk dengan airmata yang seakan tidak berhenti menangisi nasibnya sampai akhirnya Ben datang menemaniku.

Aku membuka pelupuk mataku. Ben tidak lagi disampingku. Aku tahu dia pergi karena tahu aku akan bangun dari sakitku dan dari tempat tidur ini.
Aku berjalan menuju jendela kamarku dan memandang pantai. Bisikan Ben terngiang di telingaku, "Tidurlah, aku akan selalu menjagamu..".

Ya, dengan menyebut pantai ini dengan namanya, aku tidak akan pernah merasa sendiri.

***********
Reposted from mbakpuak.com : [lou] (lupa judul) - 150409

(puak kangen lou)

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails