Tuesday, October 19, 2010

Langkah


Jiwaku terganggu.
Kalau dulu sedikit tak beres dengan otakku, nah sekarang jiwaku.
Manusia pintar bilang, itu penyakit gila.

Benarkah begitu? Nggak juga, buktinya aku masih tahu sama duit, masih tahu sama vampir ganteng (baca: Edward Cullen), masih tahu nama-nama orang disekitarku, dan masih bisa ngitung jari tangan dan kakiku.

Yang kata orang 'live is never flat', yaah.. sedikit banyaknya boleh kubilang: benar juga.
Aku sombong. Catat itu, supaya setan bangga mengetahuinya.
Aku pikir hidupku belakangan ini cukup aman untuk dipertahankan. Flat. Biasa saja.
Yang penting aku happy.

Tapi kisanak, yang kata orang 'no body cares when tears of the clown falls down' (Jiahh,.. Mariah Carey banget), aku bisa bilang itu bener juga.
JADI, maksudmu aku baduuutt?????... Gini, pintarlah dikit, jangan terlalu diambil hati kalau orang menyebutkan istilah yang aneh2. Itu biar keliatan lucu sebenarnya.. hihihi... (semoga ini bukan salah satu ciri penyakit gila itu).

Ada beberapa waktu jalanku selalu mulus. Aku menyelesaikan masalah2ku dengan baik. Apa yang aku inginkan secara mendadak, simsalabim abrakadabra, terpenuhi. Rasa syukur selalu terucapkan, disetiap doa yang terucap sekalipun harus meladeni pikiran yang bercabang kemana-mana.

Audience: Pertanyaan!.. Pertanyaan!

Puak: 'yak, yang baju merah! silahkan..' (dari tampang, kayaknya idiot)

Baju Merah: dimana letak nya jiwamu yang terganggu??

Puak: *pasang muka ramah, - don't judge a book by its cover, puak*

Ok.. ada sesuatu di tempat yang agak tinggi dari jalanku yang kubilang mulus ini, yang penasaran ingin kuraih. Malaikat dan Setan dalam diriku sempat berdebat kusir apakah aku harus meraihnya atau tidak. Lucu, aku yang punya hajat, mereka yang ribut. Pening aku, bah!

Ternyata, jalan menuju kesana tak semudah yang kukira. Ada saja yang membuatku tersandung, terjatuh, bahkan terluka. Padahal kalian tahu?.. aku hanya berjalan!. Tidak naik ojek, ataupun nebeng taksi lewat ber'tarif bawah' atau juga terbang digendong Edward.. (ehm)

Duduk ditepi tebing dengan air sungai deras di bawah sana, aku istirahat dan merenung. Tenang saja, aku tak berniat menjatuhkan diri dan mengakhiri hidupku sia-sia dengan meloncat ke bawah. Aku hanya butuh mengistirahatkan dengkul dan betisku serta sedikit merenung.

Jika dengan berjalan kaki saja aku sudah begitu merasa lelah, apalagi berlari. Berkuras energi.
Nah, baju merah, bisakah kau lihat sekarang, kalau jiwaku terlihat terganggu sekarang??

Aku masih duduk di tepi tebing, aku belum melanjutkan langkahku.
Aku masih terpana dengan pemandangan di sekitarku.

*terdengar audience kecewa*
.

.

1 comment:

  1. Kalau belum melangkah, mungkin perlu didorong dari belakang... (cebuuuuur)

    ReplyDelete

Related Posts with Thumbnails